Rabu, 03 November 2010

PENANGKARAN RUSA MALIRAN DI BLITAR

Maliran merupakan sebuah desa yang berada di kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Orang menyebut Maliran pada umumnya menyangkut pembahasan alas atau hutan buatan yang berada di desa Maliran tersebut. Alas Maliran termasuk homogen dengan pohon sambi yang memenuhi hamparan tanahnya meski tidak begitu luas. Sekarang dalam hutan tersebut didirikan penangkaran rusa yang pada saat ini sudah mencapai 103 ekor. Dulu alas Maliran sering dikunjungi warga sekitar khususnya anak-anak untuk memetik buah dari pohon Sambi yang disebut Cacil. Sekarang alas itu mulai ditanami dengan beraneka macam pepohonan seperti Jati, Sengon, Waru dan sebagainya. Kalau dulu di bawah pohon sambi terdapat hamparan rumput yang nyaman buat berkegiatan seperti perkemahan untuk anak-anak pramuka dan PMR sekarang hamparan tanah di hutan tersebut dipenuhi Rumput Gajah (kolonjono) untuk makanan sapi dan kambing warga sekitar. Demikian juga pada sisi lain juga nampak kebun nanas.

Kehadiran Rusa yang ditangkarkan di tempat tersebut sebenarnya bisa menambah daya tarik untuk dikunjungi. Pengunjung diperbolehkan masuk ke kandang dan mengelus rusa-rusa yang ada disana selama tidak membuat kekacauan sekumpulan rusa-rusa itu. Tiket masuk ke lokasi untuk orang dewasa adalah Rp. 2000,- sementara anak-anak Rp. 1000,-

Kalau dilihat dari sisi pariwisata, kayaknya memang belum memenuhi point dimana penangkaran itu mengasyikkan untuk dikunjungi, kalau hanya sekedar menuntaskan hasrat untuk melihat wujud rusa secara dekat, bolehlah. Hanya saja tidak dipungkiri hawa sejuk karena pohon-pohon yang rindang di hutan tersebut menghadirkan suasana yang nyaman. Tidak heran bila di area hutan tersebut banyak muda-mudi yang memadu kasih ditunjang banyaknya rerimbunan semak belukar menambah kegayengan mereka saat bermanja mesra.

Lain daripada itu, keberadaan penangkaran rusa telah membuktikan bahwa Blitar pun peduli terhadap kelestarian binatang yang rawan punah. Namun bila mengacu dari pandangan kami setelah melihat dengan dekat, kondisi rusa-rusa nampak kurus. 103 ekor Rusa berikut pemeliharaan kandang hanya dikelola oleh 3 orang. Itu pun harus bagi tugas mulai ngurus rumput makanan rusa, ngurus kebersihan kandang sampai penjaga karcis masuk.

rusa maliran Diperlukan garis penghubung atau event yang mampu sebagai penghubung antar tempat wisata di Blitar sehingga potensi pariwisata bisa benar-benar menambah nilai ekonomi serta meningkatkan daya tarik wisatawan untuk singgah di Blitar. Sekiranya dimulai dari kita sendiri untuk belajar menyukai datang ketempat-tempat wisata Blitar mulai dari candi, pantai, termasuk penangkaran rusa tersebut. Dengan begitu ada pemasukan yang berarti menambah nominal dana guna ikut menjaga kelangsungan pelestarian dan pengembangan wisata Blitar.

Sayangnya garis yang memisahkan antara Kota dan Kabupaten makin tebal memunculkan persoalan baru untuk sekedar melihat wisata Blitar maju secara menyeluruh. Sementara energi untuk maju bersama makin menipis terpecah-pecah oleh warna Merah, Kuning, Hijau, Biru dan seterusnya.

Adakah yang masih mau memikirkan Blitar secara global tanpa harus berdiri dibawah warna-warna tadi? Sehingga tidak ada lagi "Kamu wong Kota", "Kamu wong Kabupaten", " Kamu wong Abang", "Kamu wong Biru", "Kamu wong ijo" dan seterusnya, tapi semua berfikir dan bertindak sebagai Wong Blitar. Dari Blitar Oleh Blitar Untuk Blitar dan Indonesia.

1 komentar:

  1. karena artikel disini kebanyakan dari blitarian.com, alangkah bagusnya jika diberi narasumbernya. sekian saja, terimakasih..

    BalasHapus